ASAL MULA EMAS
Sebuah dongeng
AIR LIUR EMAS
Kemarilah kau, hai si penjinak hati. Jika kau
pantas, kau akan dapat hatiku.
Tapi kutahu kini, kau tidak pernah pantas,
Kau dekaplah aku, cium bibir dan remukkan
lidahku. Inilah ciuman pertamaku.
Maka akan ku berikan kau yang spesial. air
liur yang selalu menenangkanmu.
Kau tahu, kesucianku akan menghantarkanmu
pada hargamu, seharga air liurku.
Kau yang menciptakan kesenangan dengan hawa
nafsu
Pada zaman dahulu, ada seorang Raja yang terkenal di
Perancas, raja ini dikenal karena punya banyak selir dan menarik hati banyak
wanita. Raja tersebut bernama Riendri Francize. Konon katanya raja dikenal
piawai memainkan kata-kata yang mesra dan romantis sebagaimana Kota Perancas
dikenal sebagai kota yang paling romantis didunia hingga saat ini. Setiap putri dari kerajaan lain yang berkunjung
kekerajaanya mudah jatuh hati pada raja ini dan tidak jarang para putri
tersebut menghabiskan malam-malamnya dipelukan sang raja. Banyak putri dan gadis-gadis
yang akhirnya menyesal dengan rayuan raja, patah hati karena setelahnya raja
tidah pernah puas dengan satu wanita baru. Riendri akan mencari wanita-wanita
lain untuk kesenangannya. Akan tetapi
sebagian wanita malah bersyukur atas kehangatan, kenyamanan, dan tentunya
beberapa harta dari sang raja.
Wanita-wanita
yang patah hati menangisi malam-malam mereka karena mereka dianggap telah
kehilangan kehormatan dan akan dijauhi oleh laki-laki yang tertarik pada
mereka. Khususnya putrid dari kaum kerajaan. Mereka tersiksa karena selamanya
mereka akan dijauhi oleh para lelaki, dan bahkan sebagian dikucilkan oleh
keluarga dan masyarakat karena dianggap tidak bisa menjaga harkat dan martabat
mereka sebagaimana telah mereka bersumpah pada Dewa dan orang tua mereka sejak
pertama kali mereka mendapatkan Menstruasi. Mereka berdoa pada Dewa, untuk rasa
bersalah, menyesal dan untuk pertobatan mereka. Akan tetapi para Dewa
memalingkan wajah karena itu adalah kesalahan fatal dari para putri tersebut.
Namun ada Dewi
kahyangan, Dewi Maila, Dewi kesucian. Dewi Malia dikenal sebagai Dewi kesucian
bagi para wanita, karena konon katanya Dewi Maila tidak pernah menjalin kasih
dengan Dewa manapun atau dengan kaum Kahyangan lainnya. Dewi Maila adalah
seorang Dewi yang lemah lembut yang mengorbankan dirinya menjadi kekuatan
seluruh wanita di bumi ketika terjadi kekerasan pada wanita pada masa silam.
Dewi Maila menjelma menjadi keberanian dan ketegaran bagi setiap perempuan
dibumi sejak mereka dilahirkan didunia.
Dewi Maila bersemayam di setiap wanita, sejak saat itulah dunia mengakui
kesetaraan gender antara perempuan dan laki-laki.
Melihat kejadian
itu, Dewi Maila menjadi sedih. Setiap kelemahan seorang wanita menjadi
kelemahan wanita lain, setiap tangis, setiap keputus-asaan, mereka ibarat tali
yang diikat pada setiap tubuh yang memanjat kesebuah tebing tinggi. Ketika yang
satu terpeleset, maka yanglain harus mempertahankannya, menariknya atau
memotong tali itu sehingga yang terpeleset akan mati atau mereka semua akan
mati terseret tali kebawang tebing. Dewi Maila adalah satu-satunya yang bisa
memotong tali itu atau merik tubuh-tubuh itu hingga bisa menyeimbangkan yang
lain. Sejenak Dewi Maila berfikir, satu wanita yang meninggal karena
kesia-siaan cinta dan putus asa akan meredupkan cahayanya dan meredupkan
kekuatannya untuk menjaga semua wanita di bumi.
Dengan semua
pertimbangan Dewi Maila marah, marah
pada Raja Rindri dan memutuskan untuk menolong para wanita tang telah berdoa
penebusannya. Suatu malam Maila memohon pada para Dewa untuk membalaskan dendam
para wanita yang dilukai Riendri. Dewa Anyar, Dewa yang terkenal dengan
trik-trik dan lihat menipu para iblis meneteskan minyak Marijuana di tempat
tidur sang Raja. Pada malam itu Raja bermimpi pergi berburu dihutan dan
mendapatkan buruan yang banyak. Pada waktu pemburuan tersebut, Raja bertemu
dengan seorang wanita berparas cantik dan Raja kemudian membawanya pulang.
Keesokan harinya
Raja bangun dengan sangat bahagia dengan mimpinya. Raja memerintahkan para
pengawalnya mempersiapkan perlatan berburu dan kuda-kuda yang hebat di Istana. Segera
mereka pergi berburu kehutan. Semakin jauh kedalam hutan, semakin banyak pula
buruan yang mereka peroleh. Namun raja tidak puas, dia yakin hari itu dia akan
bertemu dengan seorang gadis dihutan itu karena mimpinya. Raja mendesak
pengawalnya untuk terus masuk kadalam hutan. Meski para pengawal bingung dengan
perintah Raja, mereka terus mengikutinya.
Raja kemudian memberi
perintah untuk singgah ditelaga dekat hutan untuk beristirahat sejenak dan member
minum para kuda. Raja melihat seseorang duduk ditepi telaga dengan jarak yang
tidak jauh dari tempat mereka tinggal, Raja kemudian mendekati yang ternyata
adalah jelmaan dari Dewi Maila. Dewi Maila memakai jubah panjang serupa dengan
wujud langit yang cerah pada hari itu. Raja bertanya hendak kemana sang putri,
dan tentunya Raja sangat terpesona dengan kecantikan Dewi Maila. Dewi Maila
memperkenalkan diri sebagai Marase, Putri kahyangan yang sedang dihukum
dijatuhkan kebumi untuk mempelajari sifat-sifat manusia. Marase menambahkan
ketika ada seseorang yang mengganggunya, maka orang itu akan memperoleh hukuman
langsung dari sang Dewa.
Raja menawarkan
Marase dibawa kekerajaannya, maka Marase dapat mempelajari sifat-sifat manusia
diistana bersama raja. Marase menerima tawaran tersebut dan berangkat keistana
dengan menunggangi kuda kerajaan. Sampainya di istana, Maila sangat menderita
melihat banyaknya selir Raja di Istana. Maila merasa malu pada dirinya sendiri
telah bersemayam pada setiap wanita, oleh karena kekuatannya para perempuan menyalahkan
kekuatan mereka dan banyak yang menjadi sombong.
Pada malam hari,
Raja menghampiri Maila di kamar peristirahatannya dan mulai menggodanya. Maila
menolak ajakan Raja untuk bersenang-senang. Maila memperingatkan raja bahwa
siapa saja yang mengganggunya akan memperoleh hukuman langsung dari para
Dewa-dewi langit. Raja tidak mengindahkannya karena begitu tertariknya dia pada
Dewi Maila. Raja memaksa Maila dengan alasan tidak mempercayainya. Hasrat Raja
dengan kecantikan Maila tidak terbendung dan dia menciumi Maila dengan paksa.
Maila yang menangis dalam hatinya kemudian merubah air liurnya menjadi cairan
kuning berkilauan, ketika air liur tersebut masuk kedalam tubuh raja, dengan
segera air liur itu tersebar keseluruh tubuh raja dan seketika Raja menjadi
patung berwarna kuning beserta seluruh
kamar peristirahan Maila. Maila telah menghukum keserakahan Raja atas hawa nafsunya.
Keesokan harinya, anak-anak raja yang berasal
dari seluruh selirnya dan kekasih gelap raja yang lain sangat tertarik melihat
kamar yang berkilauan, dan saat mereka memasuki kamar tersebut, mereka melihat
patung yang berwarna serupa dengan kamar
tersebut, mereka tidak sadar bahwa itu adalah sang Raja.Seseorang diantara
mereka berkata “EMAS” artinya begitu indah. Mereka memperebutkan patung tersebut sebagai
koleksi pribadi, mereka tarik menarik patung tersebut satu sama lain dan patung tersebut menjadi
tercerai-berai. Sejenak setelah patung tersebut tarpecah-pecah turunlah hujan
deras dan anehnya ruangan yang tadinya berwarna kekuningan, meleleh seiring dengan
derasnya hujan. Kamar dengan warna kuning yang berkilaun itu dibawa air
mengaliri sungai-sungai dan diserap oleh tanah.
Sejak hari itu,
manusia mulai menyulang disungai-sungai dan
menggali tanah dengan harapan mereka akan memperoleh lelehan dari warna
kekuningan yang mereka namai sebagai emas. Pangeran-pangeran kerajaan mulai
menciptakan mahkota-mahkota dari tubuh
sang Raja yang dibagi-bagi. Dan menciptakan barang-barang berharga dari emas
yang disulang di sungai dan tanah-tanah galian. Kebiasaan itu kemudian ditiru
oleh seluruh dunia dan pedagang-pedangan mulai mencari-cari keberadaan emas dan
menjuallnya dengan harga tinggi.
Hanya ada satu
orang yang mengerti apa dan bagaimana semua itu terjadi. Reinarara, ibu dari
Raja Riendri. Malam itu Reinarara berdoa meminta maaf pada sang Dewi Maila yang
telah lama dipujanya. Dewi menampakkan diri dihadapannya dan berkata Jiwa yang haus
karena hawa nafsunya akan mati karenanya dan akan menjadi nafsu itu sendiri.
Esok dimasa depan, semua orang akan memuja emas dan akan ada menjual darahnya,
keluarganya, dan temannya hanya untuk emas” Dewi Maila meninggalkan Reinarara
sendirian. Besok harinya, kepada setiap keturunan raja, cerita itu diceritakan
oleh ibunda dari Raja. Tidak ada penyesalan sama sekali bagi mereka telah
merusak tubuh raja dengan membagi-bagikannya dan menempanya untuk dijadikan
mahkota dan perhiasan-perhiasan.