Jumat, 17 April 2015


ASAL MULA EMAS

Sebuah dongeng

AIR LIUR EMAS

Kemarilah kau, hai si penjinak hati. Jika kau pantas, kau akan dapat hatiku.
Tapi kutahu kini, kau tidak pernah pantas,
Kau dekaplah aku, cium bibir dan remukkan lidahku. Inilah ciuman pertamaku.
Maka akan ku berikan kau yang spesial. air liur yang selalu menenangkanmu.
Kau tahu, kesucianku akan menghantarkanmu pada hargamu, seharga air liurku.
Kau yang menciptakan kesenangan dengan hawa nafsu

Pada zaman dahulu, ada seorang Raja yang terkenal di Perancas, raja ini dikenal karena punya banyak selir dan menarik hati banyak wanita. Raja tersebut bernama Riendri Francize. Konon katanya raja dikenal piawai memainkan kata-kata yang mesra dan romantis sebagaimana Kota Perancas dikenal sebagai kota yang paling romantis didunia hingga saat ini.  Setiap putri dari kerajaan lain yang berkunjung kekerajaanya mudah jatuh hati pada raja ini dan tidak jarang para putri tersebut menghabiskan malam-malamnya dipelukan sang raja. Banyak putri dan gadis-gadis yang akhirnya menyesal dengan rayuan raja, patah hati karena setelahnya raja tidah pernah puas dengan satu wanita baru. Riendri akan mencari wanita-wanita lain untuk kesenangannya.  Akan tetapi sebagian wanita malah bersyukur atas kehangatan, kenyamanan, dan tentunya beberapa harta dari sang raja.
                Wanita-wanita yang patah hati menangisi malam-malam mereka karena mereka dianggap telah kehilangan kehormatan dan akan dijauhi oleh laki-laki yang tertarik pada mereka. Khususnya putrid dari kaum kerajaan. Mereka tersiksa karena selamanya mereka akan dijauhi oleh para lelaki, dan bahkan sebagian dikucilkan oleh keluarga dan masyarakat karena dianggap tidak bisa menjaga harkat dan martabat mereka sebagaimana telah mereka bersumpah pada Dewa dan orang tua mereka sejak pertama kali mereka mendapatkan Menstruasi. Mereka berdoa pada Dewa, untuk rasa bersalah, menyesal dan untuk pertobatan mereka. Akan tetapi para Dewa memalingkan wajah karena itu adalah kesalahan fatal dari para putri tersebut.
Namun ada Dewi kahyangan, Dewi Maila, Dewi kesucian. Dewi Malia dikenal sebagai Dewi kesucian bagi para wanita, karena konon katanya Dewi Maila tidak pernah menjalin kasih dengan Dewa manapun atau dengan kaum Kahyangan lainnya. Dewi Maila adalah seorang Dewi yang lemah lembut yang mengorbankan dirinya menjadi kekuatan seluruh wanita di bumi ketika terjadi kekerasan pada wanita pada masa silam. Dewi Maila menjelma menjadi keberanian dan ketegaran bagi setiap perempuan dibumi  sejak mereka dilahirkan didunia. Dewi Maila bersemayam di setiap wanita, sejak saat itulah dunia mengakui kesetaraan gender antara perempuan dan laki-laki.
Melihat kejadian itu, Dewi Maila menjadi sedih. Setiap kelemahan seorang wanita menjadi kelemahan wanita lain, setiap tangis, setiap keputus-asaan, mereka ibarat tali yang diikat pada setiap tubuh yang memanjat kesebuah tebing tinggi. Ketika yang satu terpeleset, maka yanglain harus mempertahankannya, menariknya atau memotong tali itu sehingga yang terpeleset akan mati atau mereka semua akan mati terseret tali kebawang tebing. Dewi Maila adalah satu-satunya yang bisa memotong tali itu atau merik tubuh-tubuh itu hingga bisa menyeimbangkan yang lain. Sejenak Dewi Maila berfikir, satu wanita yang meninggal karena kesia-siaan cinta dan putus asa akan meredupkan cahayanya dan meredupkan kekuatannya untuk menjaga semua wanita di bumi.
Dengan semua pertimbangan Dewi  Maila marah, marah pada Raja Rindri dan memutuskan untuk menolong para wanita tang telah berdoa penebusannya. Suatu malam Maila memohon pada para Dewa untuk membalaskan dendam para wanita yang dilukai Riendri. Dewa Anyar, Dewa yang terkenal dengan trik-trik dan lihat menipu para iblis meneteskan minyak Marijuana di tempat tidur sang Raja. Pada malam itu Raja bermimpi pergi berburu dihutan dan mendapatkan buruan yang banyak. Pada waktu pemburuan tersebut, Raja bertemu dengan seorang wanita berparas cantik dan Raja kemudian membawanya pulang.
Keesokan harinya Raja bangun dengan sangat bahagia dengan mimpinya. Raja memerintahkan para pengawalnya mempersiapkan perlatan berburu dan kuda-kuda yang hebat di Istana. Segera mereka pergi berburu kehutan. Semakin jauh kedalam hutan, semakin banyak pula buruan yang mereka peroleh. Namun raja tidak puas, dia yakin hari itu dia akan bertemu dengan seorang gadis dihutan itu karena mimpinya. Raja mendesak pengawalnya untuk terus masuk kadalam hutan. Meski para pengawal bingung dengan perintah Raja, mereka terus mengikutinya.
Raja kemudian memberi perintah untuk singgah ditelaga dekat hutan untuk beristirahat sejenak dan member minum para kuda. Raja melihat seseorang duduk ditepi telaga dengan jarak yang tidak jauh dari tempat mereka tinggal, Raja kemudian mendekati yang ternyata adalah jelmaan dari Dewi Maila. Dewi Maila memakai jubah panjang serupa dengan wujud langit yang cerah pada hari itu. Raja bertanya hendak kemana sang putri, dan tentunya Raja sangat terpesona dengan kecantikan Dewi Maila. Dewi Maila memperkenalkan diri sebagai Marase, Putri kahyangan yang sedang dihukum dijatuhkan kebumi untuk mempelajari sifat-sifat manusia. Marase menambahkan ketika ada seseorang yang mengganggunya, maka orang itu akan memperoleh hukuman langsung dari sang Dewa.
Raja menawarkan Marase dibawa kekerajaannya, maka Marase dapat mempelajari sifat-sifat manusia diistana bersama raja. Marase menerima tawaran tersebut dan berangkat keistana dengan menunggangi kuda kerajaan. Sampainya di istana, Maila sangat menderita melihat banyaknya selir Raja di Istana. Maila merasa malu pada dirinya sendiri telah bersemayam pada setiap wanita, oleh karena kekuatannya para perempuan menyalahkan kekuatan mereka dan banyak yang menjadi sombong.
Pada malam hari, Raja menghampiri Maila di kamar peristirahatannya dan mulai menggodanya. Maila menolak ajakan Raja untuk bersenang-senang. Maila memperingatkan raja bahwa siapa saja yang mengganggunya akan memperoleh hukuman langsung dari para Dewa-dewi langit. Raja tidak mengindahkannya karena begitu tertariknya dia pada Dewi Maila. Raja memaksa Maila dengan alasan tidak mempercayainya. Hasrat Raja dengan kecantikan Maila tidak terbendung dan dia menciumi Maila dengan paksa. Maila yang menangis dalam hatinya kemudian merubah air liurnya menjadi cairan kuning berkilauan, ketika air liur tersebut masuk kedalam tubuh raja, dengan segera air liur itu tersebar keseluruh tubuh raja dan seketika Raja menjadi patung berwarna kuning  beserta seluruh kamar peristirahan Maila. Maila telah menghukum keserakahan Raja atas hawa nafsunya.
 Keesokan harinya, anak-anak raja yang berasal dari seluruh selirnya dan kekasih gelap raja yang lain sangat tertarik melihat kamar yang berkilauan, dan saat mereka memasuki kamar tersebut, mereka melihat patung  yang berwarna serupa dengan kamar tersebut, mereka tidak sadar bahwa itu adalah sang Raja.Seseorang diantara mereka berkata “EMAS” artinya begitu indah.  Mereka memperebutkan patung tersebut sebagai koleksi pribadi, mereka tarik menarik patung tersebut  satu sama lain dan patung tersebut menjadi tercerai-berai. Sejenak setelah patung tersebut tarpecah-pecah turunlah hujan deras dan anehnya ruangan yang tadinya berwarna kekuningan, meleleh seiring dengan derasnya hujan. Kamar dengan warna kuning yang berkilaun itu dibawa air mengaliri sungai-sungai dan diserap oleh tanah.
Sejak hari itu, manusia mulai menyulang  disungai-sungai dan menggali tanah dengan harapan mereka akan memperoleh lelehan dari warna kekuningan yang mereka namai sebagai emas. Pangeran-pangeran kerajaan mulai menciptakan mahkota-mahkota  dari tubuh sang Raja yang dibagi-bagi. Dan menciptakan barang-barang berharga dari emas yang disulang di sungai dan tanah-tanah galian. Kebiasaan itu kemudian ditiru oleh seluruh dunia dan pedagang-pedangan mulai mencari-cari keberadaan emas dan menjuallnya dengan harga tinggi.

Hanya ada satu orang yang mengerti apa dan bagaimana semua itu terjadi. Reinarara, ibu dari Raja Riendri. Malam itu Reinarara berdoa meminta maaf pada sang Dewi Maila yang telah lama dipujanya. Dewi menampakkan diri dihadapannya dan berkata Jiwa yang haus karena hawa nafsunya akan mati karenanya dan akan menjadi nafsu itu sendiri. Esok dimasa depan, semua orang akan memuja emas dan akan ada menjual darahnya, keluarganya, dan temannya hanya untuk emas” Dewi Maila meninggalkan Reinarara sendirian. Besok harinya, kepada setiap keturunan raja, cerita itu diceritakan oleh ibunda dari Raja. Tidak ada penyesalan sama sekali bagi mereka telah merusak tubuh raja dengan membagi-bagikannya dan menempanya untuk dijadikan mahkota dan perhiasan-perhiasan.